Acrophobia adalah kondisi kesehatan mental di mana seseorang mengalami ketakutan yang intens terhadap ketinggian. Kondisi ini merupakan jenis gangguan kecemasan.
Seseorang dengan acrophobia mengalami ketakutan dan kecemasan yang intens ketika mereka memikirkan ketinggian atau saat berhadapan pada ketinggian. Itulah alasannya orang dengan acrophobia sering menghindari situasi atau tempat yang tinggi.
Acrophobia biasanya berkembang di masa kanak-kanak. Penyebabnya pun tidak tunggal, karena para peneliti telah mengembangkan beberapa teori mengapa ketakutan ini dapat berkembang.
Teori evolusi fobia menunjukkan bahwa orang cenderung takut pada hal-hal tertentu yang mungkin berbahaya. Dalam hal ini, jatuh dari ketinggian merupakan hal yang mengancam jiwa. Untuk alasan tersebut, para ahli teori evolusi percaya bahwa rasa takut akan ketinggian mungkin bawaan.
Teori behavioris yang berkaitan dengan fobia menunjukkan bahwa orang mengembangkan rasa takut melalui interaksi dengan lingkungannya.
Contohnya:
Sebuah teori navigasi juga dapat menjelaskan bagaimana dan mengapa acrophobia berkembang pada diri seseorang. Menurut teori ini, proses tertentu pada manusia, seperti persepsi ketinggian, diadaptasi melalui seleksi alam.
Mempersepsikan sesuatu yang lebih tinggi dari yang sebenarnya dapat mengurangi risiko jatuh yang berbahaya. Selain itu, orang dengan acrophobia bisa hidup lebih nyaman tanpa khawatir berlebih akan ketinggian.
Selain kemungkinan penyebab di atas, sejauh ini ada juga faktor risiko yang dapat mengembangkan acrophobia, yaitu:
Selain itu, faktor risiko seseorang memiliki acrophobia semakin meningkat jika memiliki beberapa kondisi berikut ini:
Secara emosional dan fisik, respons terhadap acrophobia mirip dengan fobia lainnya. Beberapa gejala umum yang terkait dengan acrophobia meliputi:
Pengidapnya mungkin merasa panik ketika merasa bahwa berada jauh dari tanah. Kemungkinan secara naluriah ia mulai mencari sesuatu untuk berpegangan atau kesulitan untuk menjaga keseimbangan diri.
Gejala fisik acrophobia mirip dengan fobia spesifik lainnya, dan mungkin termasuk:
Pengidap acrophobia kemungkinan besar akan mulai takut dengan situasi berada di tempat tinggi. Misalnya, mereka mungkin merasa khawatir jika harus menginap di hotel di lantai tinggi, atau harus bekerja di gedung di lantai tinggi.
Penghindaran ini dapat mengganggu kemampuanmu untuk beraktivitas sehari-hari. Misalnya, kamu tidak dapat bersekolah, pergi bekerja, mengunjungi teman, atau meninggalkan rumah, karena ketakutan.
Jika saat ini kamu atau anggota keluarga memiliki gejala acrophobia yang bahkan telah menganggu aktivitas sehari-hari, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan tepat.
Kamu pun bisa hubungi psikiater di Halodoc untuk mendapatkan saran atau penanganan tepat.
Mereka telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut psikiater di RS AZRA yang bisa kamu hubungi:
dr. Leonita Ariesti, SpKJ
Itulah beberapa psikiater yang bisa kamu hubungi untuk bantu perawatan terkait acrophobia. Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter agar dapat segera ditangani.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di RS AZRA sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi RS AZRA.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai RS AZRA sekarang juga!
Fobia, termasuk acrophobia, hanya dapat didiagnosa oleh profesional kesehatan
mental atau psikolog. Mereka dapat membantu mendiagnosa. Psikolog atau psikiater akan meminta pengidapnya untuk menjelaskan apa yang terjadi ketika berada pada situasi ketinggian.
Di samping itu, pengidapnya perlu memberi tahu psikolog atau psikiater mengenai gejala apa saja yang mereka rasakan, dan berapa lama memiliki ketakutan tersebut.
Umumnya, acrophobia didiagnosa jika:
Sebenarnya fobia tidak selalu membutuhkan pengobatan. Bagi sebagian orang, menghindari objek yang mereka takuti relatif mudah dan tidak berdampak besar pada aktivitas sehari-hari. Namun, jika kamu menyadari bahwa ketakutan menghambatmu untuk melakukan hal-hal yang kamu inginkan atau perlu kamu lakukan, perawatan mungkin dapat membantu.
Terapi paparan dianggap sebagai salah satu perawatan yang paling efektif untuk fobia spesifik.
Dalam jenis terapi ini, kamu akan dirawat oleh terapis untuk secara perlahan mengekspos diri pada apa yang kamu takuti. Untuk acrophobia, kamu bisa mulai dengan melihat gambar dari sudut pandang seseorang di dalam gedung tinggi, menonton video orang-orang melintasi tali, memanjat, atau melintasi jembatan sempit.
Setelah itu, kamu akan diminta untuk pergi ke balkon atau menggunakan tangga. Pada titik ini, kamu telah mempelajari teknik relaksasi untuk membantu menaklukkan ketakutan pada ketinggian.
CBT dapat membantu jika kamu tidak merasa siap untuk mencoba terapi paparan. Pada CBT, terapis akan mengajarkanmu untuk menantang dan membingkai ulang pikiran negatif tentang ketinggian. Pendekatan ini mungkin masih mencakup sedikit paparan ketinggian, tapi umumnya dilakukan dalam pengaturan sesi terapi yang aman.
Hingga saat ini belum ada obat yang dirancang untuk mengobati fobia. Namun, beberapa obat dapat membantu mengatasi gejala panik dan kecemasan, seperti:
Ada berbagai pilihan modifikasi gaya hidup dan teknik relaksasi yang dapat meredakan gejala acrophobia.
Misalnya dengan melakukan yoga, melakukan pernapasan dalam, meditasi, atau relaksasi otot progresif. Cara-cara tersebut dapat membantu mengatasi stres dan kecemasan. Selain itu, kamu juga akan terbantu dengan melakukan olahraga secara teratur.
Tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegah acrophobia. Hanya saja orang yang sudah memiliki gangguan acrophobia harus menghindari ketinggian, supaya gejala kecemasan tidak muncul.
Jika kamu berada di tempat tinggi, ada beberapa cara yang dapat mengurangi kecemasan. Cobalah untuk melakukan salah satu dari tindakan berikut ini:
Hingga saat ini tidak ada komplikasi yang parah yang diakibatkan oleh acrophobia. Hanya saja, seseorang yang memiliki fobia ini dapat memiliki hambatan dalam aktivitas sehari-hari, seperti:
Tidak bisa bekerja atau bersekolah di gedung yang tinggi.
Spesialis: psikolog
Tidak ada dokter spesialis yang tersedia saat ini.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih, yaitu ginjal, ureter (sa...
Demam Berdarah Dengue (DBD): Waspadai Gejala dan Segera Cari Pertolongan Halo Keluarga Azra,Dem...
Diare adalah kondisi dimana seseorang buang air besar lebih sering dari biasanya dengan tinja yang e...